Senin, 23 Mei 2016

Pesantren di Jawa Timur Ini Beralih ke PGN

Kelangkaan isi ulang tabung LPG sempat menghantui beberapa pesantren di Jawa Timur dalam memenuhi sumber energi untuk keperluan memasak. Mahalnya isi ulang LPG juga semakin menambah beban opersional pesantren. Untuk menutup kebutuhan lainnya, tak pelak para pengurus pesantren ini pun harus memilih sumber energi yang murah dan ramah dengan kantong. Hal itu pula yang menjadi bahan pertimbangan bagi beberapa pesantren di Jawa Timur ini untuk beralih dari LPG ke gas bumi PGN.

“Kami tidak menemui kendala apa pun selama lima tahun menggunakan gas bumi PGN,” kata kepala bidang sarana dan prasarana, Pesantren Darul Muttaqin, Luthfi Zamroni. Ia pun menambahkan bahwa pasokan gas bumi yang selalu ada selama 24 jam penuh setiap harinya begitu dirasakan manfaatnya. Apalagi gas langsung disalurkan melalui pipa yang terhubung ke kompor sehingga mereka pun bisa memasak kapan pun tanpa harus khawatir kehabisan gas. Mereka tidak hanya merasakan kemudahan dalam hal pemakaian, tetapi juga bisa melakukan penghematan hingga Rp 300 ribu perbulan.

Pesantren lainnya yang beralih ke PGN untuk kebutuhan memasak adalah Pesantren Nurul Huda, Bendungan Tengah, Keraton, Jawa Timur. Sebelumnya, pesantren ini menggunakan LPG hingga minyak tanah untuk  kebutuhan memasak 250 santri. Namun semenjak beralih menggunakan kompor pellet biomassa dari PGN, mereka tidak perlu lagi mengeluarkan biaya opersional yang cukup besar bahkan mereka pun terhindar dari asap yang dapat membahayakan kesehatan. Kebahagiaan tersebut diungkapkan langsung oleh Pimpinan Pesantren Nurul Huda, Nadhimuddin.

Perlu diketahui, kompor biomassa PGN ini menggunakan bahan bakar berupa pellet. Adapun pellet berasal dari limbah pertanian seperti bonggol jagung, jerami padi, serbuk gergaji, kayu dan lainnya yang melalui proses pemadatan. Adapun 7 ons pellet bisa digunakan untuk measak sekitar 1-2 jam. Pellet adalah bahan bakar yang merupakan salah satu contoh energi baru terbarukan.

Kompor pellet biomassa ini menjadi energi primadona bagi lingkungan pesantren dan masyarakat secara luas karena kompor ini tidak menghasilkan asap sehingga aman bagi kesehatan. Terlebih di Indonesia saat ini sudah ada pabrikan yang memproduksi pellet biomassa, namun di dalam negeri penjualannya masih sepi sehingga hampir seluruh produksinya diekspor ke Jepang dan Korea.


Pemakaian gas bumi maupun kompor pellet biomassa dari PGN ini begitu dirasakan manfaatnya bagi pesantren-pesantren yang ada di Jawa Timur. Harapannya, PGN dapat terus memberikan pelayanan serta manfaat bagi masyarakat Indonesia secara luas.


Sumber: http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/energi/16/04/05/o55hwv368-konsumen-beralih-gunakan-gas-bumi-untuk-memasak-ini-alasannya
http://bisnis.liputan6.com/read/2469233/pesantren-ini-hemat-rp-300-ribu-per-bulan-sejak-pakai-gas-pgn
http://finance.detik.com/read/2016/05/17/130556/3212327/1034/pesantren-di-jatim-beralih-dari-lpg-ke-kompor-biomassa-pgn


Tulisan ini disumbangkan untuk dijadikan artikel situs Si-nergi

PGN Membangun 24.000 Sambungan Gas Bumi di Surabaya

Setelah memberikan kemudahan kepada pelanggan rumah tangga dalam pembayaran tagihan gas, kini PGN terus memperluas jaringannya dalam memasok gas bumi ke seluruh Indonesia. Salah satunya dengan membangun jaringan gas (jargas) di Surabaya dengan sambungan rumah tangga sebanyak 24.000 sambungan. Nilai investasi yang ditaksir dalam pembangunan tersebut berkisar Rp 285,2 miliar.

Selaku Dirut PGN, Hendro Prio Santoso, mengatakan bahwa PGN mendapat kepercayaan dari Kementerian ESDM untuk membangun 24.000 sambungan gas bumi rumah tangga di Surabaya. Pembangunan jargas tersebut sejalan dengan Kota Surabaya sebagai Kota Hijau (Green City). Adapun dari 24.000 sambungan itu terbagi menjadi tiga klaster, yakni Surabaya bagian timur meliputi empat kelurahan untuk 7.514 sambungan rumah tangga, Surabaya bagian tengah dengan lima kelurahan sebanyak 8.763 sambungan, dan Surabaya selatan dengan empat kelurahan sebanyak 7.721 sambungan. Adapun PGN telah memverifikasi 60 alamat dan kemauan berlangganan gas bumi dari total 24.000 sambungan. Dalam sehari, PGN juga menargetkan pemasangan pipa sepanjang satu km dan meteran di 150  alamat rumah.

Menurut walikota Surabaya, Tri Rismaharini, pemanfaatan gas bumi PGN yang digunakan warga Kampung Lontong, Rungkut telah memberikan penghematan hingga 50% atau setara Rp 2-3 juta perbulan. Bahkan dari penghematan tersebut, kini mereka bisa mengalokasikan pengeluaran mereka untuk memperbaiki rumah. Warga Kampung Lontong pun berterimakasih kepada PGN karena telah membantu memperbaiki kondisi pengeluaran dan beban hidup mereka.


Hingga saat ini, PGN telah melayani 14.955 pelanggan gas rumah tangga, 142 usaha kecil dan menengah (UKM), 192 pelanggan seperti rumah sakit, restoran, hotel, mal, serta 163 industri untuk wilayah Surabaya saja. Di wilayah lainnya, sebanyak 24.000 sambungan mencakup Batam sebanyak 4.000 sambungan, dan Tarakan sebanyak 21.000 sambungan akan terus memberikan manfaat yang luar biasa terutama bagi pelanggan PGN yang berasal dari sektor rumah tangga.


Sumber: https://m.tempo.co/read/news/2016/05/03/090767871/pgn-bangun-24-ribu-jargas-di-surabaya-senilai-rp285-2-miliar
http://www.antaranews.com/berita/558516/pgn-bangun-jaringan-gas-surabaya-senilai-rp2852-miliar

Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-nergi

PGN Manjakan Pelanggan dengan Pembayaran yang Semakin Mudah

Seiring dengan berkembangnya teknologi yang semakin canggih, PGN sebagai perusahaan yang memasok gas bumi ke berbagai sektor ini memanjakan pelanggannya dengan pembayaran tagihan yang semakin mudah. Kabar baik ini merupakan angin segar bagi ibu-ibu rumah tangga yang termasuk salah satu pelanggan PGN.

“Sekarang ibu-ibu pelanggan PGN makin mudah dalam membayar urusan tagihan gas. Tinggal datang ke kasir indomaret, sebutkan nomor identitas pelanggan, nama pelanggan, dan besaran tagihan, mudah sekali,” kata  Irwan Andri Atmanto selaku Divisi Korporat Komunikasi PGN. Irwan pun menambahkan bahwa PGN telah memanjakan pelanggan rumah tangga dengan kemudahan bertransaksi melalui bank-bank, seperti internet banking Mandiri dan BTN, atau langsung melalui mesin ATM seperti bank BRI, BCA, Mandiri, BTN, atau juga melalui teller bank. Jadi, ibu-ibu rumah tangga tak perlu khawatir lagi terlambat membayar tagihan gas karena PGN memberikan kemudahan dalam urusan ini.

PGN membuktikan bahwa dengan memakai gas bumi, pelanggan rumah tangga ini bisa menghemat pengeluaran hingga mencapai 6%  dibandingkan menggunakan LPG, atau setara dengan pengeluaran RP 40.000 - Rp 50.000 per bulan. Hal itu pula yang membuat PGN terus berupaya memberikan pelayan terbaik dengan memasok gas bumi ke sektor pelanggan rumah tangga yang mencapai lebih dari 116.400. Tidak hanya itu, PGN juga memasok ke sektor pelanggan lain, antara lain 1.879 usaha kecil, mal, hotel, rumah sakit, restoran, hingga rumah makan, serta 1.576 industri berskala besar dan pembangkit listrik.


Nantinya, PGN menargetkan untuk menambah sambungan gas rumah tangga  sebanyak 110.000 sambungan. Pembangunan yang ditargetkan dalam 3 tahun ini (2016-2019), dibangun dengan dana sendiri dan bukan berasal dari dana APBN. Pemerintah pun memberi kepercayaan penuh kepada PGN dalam mengelola jaringan gas bumi ke 43.337 rumah tangga di 11 kabupaten/kota di Indonesia serta membangun jaringan gas bumi untuk 49.000 rumah tangga di Surabaya, Tarakan, dan Batam. Sehingga, pada 2019 nanti target pelanggan PGN dalam sektor rumah tangga mencapai 310.000 pelanggan.


Sumber: http://medan.tribunnews.com/2016/05/13/bayar-tagihan-gas-bisa-di-minimarket
http://www.beritasatu.com/industri-perdagangan/364634-bayar-tagihan-gas-pgn-semakin-mudah.html
http://finance.detik.com/read/2016/05/12/115049/3208672/1034/bayar-tagihan-gas-pgn-sekarang-makin-mudah

Tulisan ini disumbangkan untuk dijadikan artikel pada situ Si-nergi

Kamis, 28 April 2016

FSRU Lampung dan Swasembada Energi

Beberapa waktu yang lalu, Anak perusahaan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk, PT PGN LNG Indonesia mengirimkan kargo kedua LNG Tangguh, Papua ke FSRU Lampung. Sebanyak 1,1 juta meter kubik LNG Tangguh dikirimkan melalui jalur laut, setelah sebelumnya mengirim kargo pertama yang telah datang pada 2 April 2016 lalu.

Seperti diketahui bahwa FSRU Lampung ini merupakan sebuah terminal terapung yang didalamnya dilengkapi dengan fasilitas untuk menampung LNG atau gas bumi cair dan fasilitas untuk mengubah LNG menjadi gas (regasifikasi). FSRU Lampung ini digadang-gadang memiliki kapasitas penampung LNG 170.000 m3 dengan kemampuan regasifikasi sebesar 240 MMSCFD (juta kaki per kubik).

Keberadaan FSRU Lampung ini tentu seperti secercah harapan bagi sebagian masyarakat Indonesia. FSRU Lampung ini akan sangat mendukung pemenuhan energi nasional di wilayah-wilayah Indonesia, khususnya bagian barat dan bagian tengah. Banyaknya kargo LNG yang dipasok ke FSRU Lampung ini bertujuan untuk men-supply gas bumi yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga demi mencapai swasembada energi domestik yang dikhususkan bagi wilayah-wilayah seperti, Jawa bagian barat, Sumatera bagian selatan, Kepulauan Riau, Bangka dan Belitung.

Saat ini, swasembada energi domestik sangat dibutuhkan mengingat kebutuhan akan energi di Indonesia semakin meningkat. Demi mencapai swasembada energi, pemerintah bisa mempertimbangkan LNG sebagai sumber energi yang tepat. Biaya produksi LGN yang lebih murah daripada bahan bakar fosil lainnya bisa jadi bahan pertimbangan pemerintah agar bisa melakukan penghematan. Hal lain yang menjadi fokus jangka panjangnya adalah LNG merupakan energi yang ramah lingkungan sehingga pemerintah bisa memikirkan dampak yang akan ditimbulkan bagi lingkungan.


Perlu diketahui bahwa PGN menyalurkan telah gas bumi sebesar 1.591 MMSCFD dan dari penyaluran tersebut ternyata mampu menciptakan penghematan bagi negara sebanyak Rp 88,03 triliun per tahun. PGN juga memiliki dan mengoperasikan pipa gas bumi hilir total lebih dari 7.000 km. Jumlah tersebut setara dengan 76% pipa gas bumi hilir yang ada di Indonesia. Jika dilihat, FSRU Lampung yang telah banyak memasok gas bumi ke wilayah di Indonesia, khususnya bagian barat ini sesungguhnya telah mampu memenuhi swasembada energi bagi Indonesia.

Sumber: http://bisnis.liputan6.com/read/2491238/sepekan-berlayar-dari-papua-kargo-lng-tiba-di-fsru-lampung
http://finance.detik.com/read/2016/04/24/133050/3195299/1034/fsru-lampung-terima-kargo-kedua-lng-dari-tangguh

Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-nergi

Kargo Kedua LNG Tangguh Untuk FSRU Lampung

Beberapa waktu yang lalu, Floating Storage and Regasification (FSRU Lampung) kembali menerima kargo LNG (Liquefied Natural Gas/gas bumi cair) yang berasal dari kilang LNG Tangguh, Papua. Sebanyak 1,1 juta meter kubik LNG yang berasal dari Tangguh ini merupakan kargo LNG kedua yang diterima FSRU Lampung. Anak perusahaan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk, PT PGN LNG Indonesia sebelumnya telah mengirim kargo pertama yang telah datang pada 2 April 2016 lalu.

Dibutuhkan waktu hingga satu minggu berlayar untuk mengangkut satu kargo LNG yang diperkirakan sekitar 137.700 meter kubik. Kapal berisi muatan LNG tersebut merapat ke FSRU Lampung yang berada sekitar 21 meter di tepi pantai Labuan Maringgai Lampung yang kemudian melakukan proses bongkar muat atau ship to ship transfer (STS).

Kehadiran LNG dari FSRU Lampung ini akan memperkuat pasokan gas bumi PGN di berbagai wilayah, khususnya pelanggan di Jawa Bagian Barat dan Sumatera Selatan. LNG ini nantinya akan melewati proses regasifikasi (mengubah dalam bentuk cair menjadi gas) terlebih dahulu sebelum disalurkan ke berbagai pelanggan di beberapa wilayah. Gas dari FSRU Lampung ini nantinya akan mengalir melalui pipa-pipa bawah laut menuju ke stasiun penerima, Labuan Maringgai, yang juga terhubung dengan pipa South Sumatera West Java (SSWJ), sehingga secara tidak langsung PGN telah mendistribusikan gas tersebut ke berbagai di wilayah Jawa bagian barat dan Sumatera bagian selatan.

Seperti diketahui, keberadaan produksi minyak dan gas bumi di Indonesia bagian barat saat ini mengalami penurunan. Oleh sebab itu, keberadaan FSRU Lampung ini tentu akan memberikan berdampak besar bagi Indonesia di masa depan. FSRU Lampung ini akan sangat mendukung pemenuhan kebutuhan energi nasional terutama di wilayah-wilayah yang telah disebutkan di atas. Selain itu, PGN juga terus berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan eksisting seperti industri, komersial, UKM dan rumah tangga. Tidak hanya itu, keberadaan FSRU Lampung ini juga akan mendukung sektor kelistrikan.


Sesuai dengan gasasan Presiden Joko Widodo, FSRU Lampung ini siap mendukung supply gas bumi yang ramah lingkungan swasembada sumber energi domestik untuk proyek listri 35.000 mega watt (MW), yang diutamakan bagi wilayah-wilayah di Jawa bagian barat, Sumatera bagian selatan, Kepulauan Riau, Bangka dan Belitung.

Sumber: http://bisnis.liputan6.com/read/2491238/sepekan-berlayar-dari-papua-kargo-lng-tiba-di-fsru-lampung
http://finance.detik.com/read/2016/04/24/133050/3195299/1034/fsru-lampung-terima-kargo-kedua-lng-dari-tangguh


Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-nergi

Perjuangan Kartini, PGN, dan Ibu-Ibu di Indonesia

Dialah RA KARTINI. Wanita pribumi keturunan bangsawan yang namanya menjadi barometer perjuangan emansipasi wanita. Setiap tanggal 21 April kelahirannya semacam menjadi seremonial yang tidak terlepas dari kebaya dan pakaian adat lainnya. Dari anak-anak sekolah hingga pegawai pemerintah berbondong-bondong menggunakan kebaya dan pakaian adat lain demi merayakan perjuangan wanita yang menginspirasi seluruh wanita-wanita di Indonesia.

Jika melihat dibalik perjuangan RA Kartini dahulu mungkin sama halnya ketika kita melihat perjuangan mama-mama di Sorong, Papua Barat ini yang akhirnya bisa memasak dengan menggunakan gas bumi PGN. Perjuangan mereka dalam menghadapi mahalnya biaya hidup terbayarkan setelah PGN yang beberapa waktu lalu secara resmi memasok gas ke 3.898 rumah, yang tersebar di 5 kelurahan di Sorong, Papua Barat. Berkat PGN, mereka tidak bergantung lagi dengan LPG atau minyak tanah yang bahannya sulit didapat dan harganya melambung.

Mama-mama di Sorong ini merasakan manfaat yang begitu banyak setelah memakai gas bumi PGN. Mereka tak harus repot-repot lagi gotong-gotong gas LPG dari rumah ke warung karena gas bumi akan terus mengalir hingga 24 jam. Mereka bisa masak sepuasnya. Bahkan mereka tidak perlu khawatir karena gas bumi PGN dialirkan melalui pipa dan langsung ke dapur. Itu artinya mereka pun tidak perlu merasa khawatir akan adanya ledakan gas yang seringkali menghantui ibu-ibu di rumah yang memasak menggunakan tabung gas.

Tidak hanya mama-mama di Sorong yang merasakan berkah gas bumi PGN, pengusaha mikro, kecil, dan menengah pun merasakan hal yang sama. Ada 30 UMKM yang di Kampung Kue, Surabaya yang sudah menggunakan gas bumi PGN untuk memasak produk kue-kue kering mereka. Salah seorang pelaku usaha menuturkan bahwa perjuangannya mambawa kue-kue olahannya masuk ke jajaran menu hotel berbintang di Surabaya tidak terlepas dari gas bumi PGN yang digunakannya. Setelah menggunakan gas bumi  selama 4 tahun, mereka merasakan manfaat yang luar biasa. Salah satunya adalah dari segi  kehematannya dibanding menggunakan LPG. Sebelumnya, ia harus merogoh kocek sebesar 700-900 ribu per bulan namun sejak beralih ke gas bumi PGN, ia hanya perlu mengeluarkan biaya produksi sebesar 250 ribu. Kehadiran gas bumi PGN membawa angin segar bagi ibu-ibu rumah tangga maupun pengusaha kecil dan menengah.


Hal ini merupakan bukti nyata bahwa PGN terus berjuang melakukan pelayanan terbaik ke berbagai sektor. Hingga saat ini pelanggan PGN terus bertambah. Lebih dari 107.690 rumah tangga, lebih dari 1.857 pelanggan dari usaha kecil, restoran hingga hotel, serta 1.529 pelanggan dari indutsri skala besar dari pembangkit listrik telah menikmati gas bumi PGN.  

Sumber: http://finance.detik.com/read/2016/02/29/202310/3154240/1034/ini-cerita-warga-sorong-masak-pakai-gas-bumi
http://finance.detik.com/read/2016/02/29/202310/3154240/1034/ini-cerita-warga-sorong-masak-pakai-gas-bumi
http://www.merdeka.com/uang/pakai-gas-bumi-pengusaha-kue-ini-hemat-rp-500000-per-bulan.html


Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-nergi

Rabu, 30 Maret 2016

Komitmen PGN Mendukung Megaproyek 35.000 Megawatt (MW).

Sebagai bentuk komitmen PT PerusahaanGas Negara (Persero) Tbk (PGN) mendukung terealisasinya megaproyek 35.000 megawatt (MW). Saat ini PGN telah menyiapkan infrastruktur gas bumi yakni fasilitas Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) Lampung untuk mendukung ketahanan pasokan gas bumi di wilayah Barat dan wilayah Tengah Indonesia.

Melalui sekretaris perusahaannya, Heri Yusup, PGN menjelaskan, FSRU Lampung berperan sebagai terminal penerima LNG (gas bumi cair) dan juga sebagai fasilitas regasifikasi (mengubah gas bumi cair ke dalam bentuk gas)

Heri mengatakan, FSRU Lampung juga akan memenuhi kebutuhan gas bumi bagi pelanggan eksisting seperti industry, komersial, UKM dan rumah tangga, dan keberadaan FSRU Lampung juga untuk mendukung sektor kelistrikan.

FSRU Lampung memiliki kapasitas penampung LNG 170.000 m3 dan kemampuan regasifikasi 240 MMSCFD (juta kaki kubik per hari). FSRU terapung di lepas pantai ini berjarak sekitar 21 km dari Labuhan Maringgai, Lampung.


Heri Yusup menegaskan, FSRU Lampung siap untuk mendukung proyek listrik 35.000 MW yang digagas Presiden Joko Widodo, terutama yang berada di bagian Barat Jawa dan Sumtera Bagian Selatan.



Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-nergi