Kelangkaan isi ulang
tabung LPG sempat menghantui beberapa pesantren di Jawa Timur dalam memenuhi
sumber energi untuk keperluan memasak. Mahalnya isi ulang LPG juga semakin
menambah beban opersional pesantren. Untuk menutup kebutuhan lainnya, tak pelak
para pengurus pesantren ini pun harus memilih sumber energi yang murah dan
ramah dengan kantong. Hal itu pula yang menjadi bahan pertimbangan bagi beberapa
pesantren di Jawa Timur ini untuk beralih dari LPG ke gas bumi PGN.
“Kami tidak menemui
kendala apa pun selama lima tahun menggunakan gas bumi PGN,” kata kepala bidang
sarana dan prasarana, Pesantren Darul Muttaqin, Luthfi Zamroni. Ia pun
menambahkan bahwa pasokan gas bumi yang selalu ada selama 24 jam penuh setiap
harinya begitu dirasakan manfaatnya. Apalagi gas langsung disalurkan melalui pipa
yang terhubung ke kompor sehingga mereka pun bisa memasak kapan pun tanpa harus
khawatir kehabisan gas. Mereka tidak hanya merasakan kemudahan dalam hal
pemakaian, tetapi juga bisa melakukan penghematan hingga Rp 300 ribu perbulan.
Pesantren lainnya yang beralih
ke PGN untuk kebutuhan memasak adalah Pesantren Nurul Huda, Bendungan Tengah,
Keraton, Jawa Timur. Sebelumnya, pesantren ini menggunakan LPG hingga minyak
tanah untuk kebutuhan memasak 250
santri. Namun semenjak beralih menggunakan kompor pellet biomassa dari PGN,
mereka tidak perlu lagi mengeluarkan biaya opersional yang cukup besar bahkan
mereka pun terhindar dari asap yang dapat membahayakan kesehatan. Kebahagiaan
tersebut diungkapkan langsung oleh Pimpinan Pesantren Nurul Huda, Nadhimuddin.
Perlu diketahui, kompor
biomassa PGN ini menggunakan bahan bakar berupa pellet. Adapun pellet berasal
dari limbah pertanian seperti bonggol jagung, jerami padi, serbuk gergaji, kayu
dan lainnya yang melalui proses pemadatan. Adapun 7 ons pellet bisa digunakan
untuk measak sekitar 1-2 jam. Pellet adalah bahan bakar yang merupakan salah satu
contoh energi baru terbarukan.
Kompor pellet biomassa
ini menjadi energi primadona bagi lingkungan pesantren dan masyarakat secara luas
karena kompor ini tidak menghasilkan asap sehingga aman bagi kesehatan. Terlebih
di Indonesia saat ini sudah ada pabrikan yang memproduksi pellet biomassa,
namun di dalam negeri penjualannya masih sepi sehingga hampir seluruh
produksinya diekspor ke Jepang dan Korea.
Pemakaian gas bumi maupun
kompor pellet biomassa dari PGN ini begitu dirasakan manfaatnya bagi pesantren-pesantren
yang ada di Jawa Timur. Harapannya, PGN dapat terus memberikan pelayanan serta
manfaat bagi masyarakat Indonesia secara luas.
Sumber: http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/energi/16/04/05/o55hwv368-konsumen-beralih-gunakan-gas-bumi-untuk-memasak-ini-alasannya
http://bisnis.liputan6.com/read/2469233/pesantren-ini-hemat-rp-300-ribu-per-bulan-sejak-pakai-gas-pgn
http://finance.detik.com/read/2016/05/17/130556/3212327/1034/pesantren-di-jatim-beralih-dari-lpg-ke-kompor-biomassa-pgn
Tulisan ini disumbangkan untuk dijadikan artikel situs Si-nergi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar