Kamis, 28 April 2016

Perjuangan Kartini, PGN, dan Ibu-Ibu di Indonesia

Dialah RA KARTINI. Wanita pribumi keturunan bangsawan yang namanya menjadi barometer perjuangan emansipasi wanita. Setiap tanggal 21 April kelahirannya semacam menjadi seremonial yang tidak terlepas dari kebaya dan pakaian adat lainnya. Dari anak-anak sekolah hingga pegawai pemerintah berbondong-bondong menggunakan kebaya dan pakaian adat lain demi merayakan perjuangan wanita yang menginspirasi seluruh wanita-wanita di Indonesia.

Jika melihat dibalik perjuangan RA Kartini dahulu mungkin sama halnya ketika kita melihat perjuangan mama-mama di Sorong, Papua Barat ini yang akhirnya bisa memasak dengan menggunakan gas bumi PGN. Perjuangan mereka dalam menghadapi mahalnya biaya hidup terbayarkan setelah PGN yang beberapa waktu lalu secara resmi memasok gas ke 3.898 rumah, yang tersebar di 5 kelurahan di Sorong, Papua Barat. Berkat PGN, mereka tidak bergantung lagi dengan LPG atau minyak tanah yang bahannya sulit didapat dan harganya melambung.

Mama-mama di Sorong ini merasakan manfaat yang begitu banyak setelah memakai gas bumi PGN. Mereka tak harus repot-repot lagi gotong-gotong gas LPG dari rumah ke warung karena gas bumi akan terus mengalir hingga 24 jam. Mereka bisa masak sepuasnya. Bahkan mereka tidak perlu khawatir karena gas bumi PGN dialirkan melalui pipa dan langsung ke dapur. Itu artinya mereka pun tidak perlu merasa khawatir akan adanya ledakan gas yang seringkali menghantui ibu-ibu di rumah yang memasak menggunakan tabung gas.

Tidak hanya mama-mama di Sorong yang merasakan berkah gas bumi PGN, pengusaha mikro, kecil, dan menengah pun merasakan hal yang sama. Ada 30 UMKM yang di Kampung Kue, Surabaya yang sudah menggunakan gas bumi PGN untuk memasak produk kue-kue kering mereka. Salah seorang pelaku usaha menuturkan bahwa perjuangannya mambawa kue-kue olahannya masuk ke jajaran menu hotel berbintang di Surabaya tidak terlepas dari gas bumi PGN yang digunakannya. Setelah menggunakan gas bumi  selama 4 tahun, mereka merasakan manfaat yang luar biasa. Salah satunya adalah dari segi  kehematannya dibanding menggunakan LPG. Sebelumnya, ia harus merogoh kocek sebesar 700-900 ribu per bulan namun sejak beralih ke gas bumi PGN, ia hanya perlu mengeluarkan biaya produksi sebesar 250 ribu. Kehadiran gas bumi PGN membawa angin segar bagi ibu-ibu rumah tangga maupun pengusaha kecil dan menengah.


Hal ini merupakan bukti nyata bahwa PGN terus berjuang melakukan pelayanan terbaik ke berbagai sektor. Hingga saat ini pelanggan PGN terus bertambah. Lebih dari 107.690 rumah tangga, lebih dari 1.857 pelanggan dari usaha kecil, restoran hingga hotel, serta 1.529 pelanggan dari indutsri skala besar dari pembangkit listrik telah menikmati gas bumi PGN.  

Sumber: http://finance.detik.com/read/2016/02/29/202310/3154240/1034/ini-cerita-warga-sorong-masak-pakai-gas-bumi
http://finance.detik.com/read/2016/02/29/202310/3154240/1034/ini-cerita-warga-sorong-masak-pakai-gas-bumi
http://www.merdeka.com/uang/pakai-gas-bumi-pengusaha-kue-ini-hemat-rp-500000-per-bulan.html


Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-nergi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar