Dialah RA KARTINI. Wanita
pribumi keturunan bangsawan yang namanya menjadi barometer perjuangan emansipasi
wanita. Setiap tanggal 21 April kelahirannya semacam menjadi seremonial yang
tidak terlepas dari kebaya dan pakaian adat lainnya. Dari anak-anak sekolah hingga
pegawai pemerintah berbondong-bondong menggunakan kebaya dan pakaian adat lain
demi merayakan perjuangan wanita yang menginspirasi seluruh wanita-wanita di
Indonesia.
Jika melihat dibalik perjuangan
RA Kartini dahulu mungkin sama halnya ketika kita melihat perjuangan mama-mama
di Sorong, Papua Barat ini yang akhirnya bisa memasak dengan menggunakan gas bumi PGN. Perjuangan mereka dalam menghadapi mahalnya biaya hidup terbayarkan
setelah PGN yang beberapa waktu lalu secara resmi memasok gas ke 3.898 rumah, yang tersebar di 5 kelurahan di Sorong, Papua Barat. Berkat PGN, mereka tidak bergantung lagi
dengan LPG atau minyak tanah yang bahannya sulit didapat dan harganya melambung.
Mama-mama di Sorong ini
merasakan manfaat yang begitu banyak setelah memakai gas bumi PGN. Mereka tak
harus repot-repot lagi gotong-gotong gas LPG dari rumah ke warung karena gas
bumi akan terus mengalir hingga 24 jam. Mereka bisa masak sepuasnya. Bahkan mereka tidak perlu khawatir karena gas bumi PGN dialirkan melalui pipa dan
langsung ke dapur. Itu artinya mereka pun tidak perlu merasa khawatir akan adanya
ledakan gas yang seringkali menghantui ibu-ibu di rumah yang memasak
menggunakan tabung gas.
Tidak hanya mama-mama
di Sorong yang merasakan berkah gas bumi PGN, pengusaha mikro, kecil, dan
menengah pun merasakan hal yang sama. Ada 30 UMKM yang di Kampung Kue, Surabaya
yang sudah menggunakan gas bumi PGN untuk memasak produk kue-kue kering mereka.
Salah seorang pelaku usaha menuturkan bahwa perjuangannya mambawa kue-kue
olahannya masuk ke jajaran menu hotel berbintang di Surabaya tidak terlepas
dari gas bumi PGN yang digunakannya. Setelah menggunakan gas bumi selama 4 tahun, mereka merasakan manfaat yang
luar biasa. Salah satunya adalah dari segi kehematannya dibanding menggunakan LPG.
Sebelumnya, ia harus merogoh kocek sebesar 700-900 ribu per bulan namun sejak
beralih ke gas bumi PGN, ia hanya perlu mengeluarkan biaya produksi sebesar 250
ribu. Kehadiran gas bumi PGN membawa angin segar bagi ibu-ibu rumah tangga maupun pengusaha kecil dan menengah.
Hal ini merupakan bukti
nyata bahwa PGN terus berjuang melakukan pelayanan terbaik ke berbagai sektor. Hingga
saat ini pelanggan PGN terus bertambah. Lebih dari 107.690 rumah tangga, lebih
dari 1.857 pelanggan dari usaha kecil, restoran hingga hotel, serta 1.529
pelanggan dari indutsri skala besar dari pembangkit listrik telah menikmati gas
bumi PGN.
Sumber: http://finance.detik.com/read/2016/02/29/202310/3154240/1034/ini-cerita-warga-sorong-masak-pakai-gas-bumi
http://finance.detik.com/read/2016/02/29/202310/3154240/1034/ini-cerita-warga-sorong-masak-pakai-gas-bumi
http://www.merdeka.com/uang/pakai-gas-bumi-pengusaha-kue-ini-hemat-rp-500000-per-bulan.html
Tulisan ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-nergi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar